Blogger Widgets

Pages

Minggu, 21 Oktober 2012

Penggunaan Bahasa Indonesia & Inggris di Indonesia

Bila kita berbicara tentang bahasa dan kita, pertama kita harus mengetahui apa arti dari bahasa itu sendiri dan pengaruh bahasa bagi kita. Dalam arti yang sangat singkat, bahasa adalah alat atau sarana untuk berkomunikasi. Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem lambang bunyi arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Dimana pelaku/pengguna bahasa adalah kita sendiri dan sangat berpengaruh dalam kehidupan kita.
Beralih ke penggunaan bahasa di setiap bangsa atau negara, bahasa mengambil peran yang sangat penting dan merupakan identitas suatu bangsa. Seperti di negara kita, Indonesia mempunyai banyak bahasa, yang semakin memperjelas identitas negara kita dengan negara lain, tetapi bahasa yang dapat menyatukan masyarakat Indonesia sendiri dan telah di akui sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah bahasa Indonesia.
Sebagai bahasa nasional dan juga sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia wajib digunakan dalam segala kegiatan resmi kenegaraan. Demikian pula di semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa pengantar. Hal itu dimaksudkan agar bahasa Indonesia dapat berkembang secara wajar di tengah masyarakat pemakainya. Selain itu, upaya tersebut diharapkan pula dapat menjadi perekat persatuan suku yang ribuan jumlahnya ini menjadi satu bangsa yang besar yakni, bangsa Indonesia.
Kecenderungan mengunggulkan identitas asing akhir-akhir ini telah menjadi-jadi, tidak terkecuali bahasa. Hampir setiap gedung-gedung megah di Indonesia, terpampang tulisan-tulisan asing sebagai lambang kemodernan, sedangkan pemakai bahasa Indonesia dianggap kampungan atau tidak keren dan telah ketinggalan zaman. Sikap yang demikian ini tentu akan melunturkan citra dan identitas bangsa.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di zaman sekarang sungguh memprihatinkan. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang, memaksa para kaum muda di zaman sekarang kurang memperdulikan penggunaan bahasa Indonesia yang tepat. Anak muda sekarang lebih cenderung menggunakan bahasa atau ungkapan yang sedang ngetrend di seluruh dunia. Pengaruh sosial media dapat memenuhi aspek fungsi definisi bahasa Indonesia yang tepat.
Sehingga ini membuat kedudukan bahasa Indonesia semakin terjepit. Kita sering mendengar orang berdalih bahwa berbahasa itu yang terpenting lawan berbicara dapat memahami informasi yang kita sampaikan, dan tidak harus menggunakan bahasa yang baik dan benar sebagaimana yang diatur dalam bahasa Indonesia. Pretensi itu berkembang menjadi sebuah aksioma di tengah masyarakat. Dampaknya, bahasa Indonesia menjadi terabaikan.
Sepanjang sejarah bahasa Indonesia selalu mengalami perkembangan. Dalam perkembangannya bahasa Indonesia tidak menampik kenyataan terhadap masuknya bahasa lain. Justru bahasa-bahasa yang masuk itu dapat memperkaya bahasa Indonesia terutama dari segi perbendaharaan kata. Sungguhpun bahasa Indonesia diperkaya oleh bahasa lain, tetapi tidak sampai pada struktur bahasa secara keseluruhan. Karena itu, bahasa Indonesia tetap dapat menunjukkan jati dirinya.
Kenyataan memang tidak dapat dipungkiri. Kendati telah ditetapkan aturan baku tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar (formal), tetapi aturan tersebut masih diingkari oleh sebagian masyarakat kita. Bahkan, gejala merendahkan bahasa sendiri semakin nyata. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku berbahasa masyarakat kita dewasa ini.
Sikap bangsa Indonesia terhadap bahasa Indonesia cenderung ambivalen, sehingga terjadi dilematis. Artinya, di satu pihak kita menginginkan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern, dan dapat mengikuti perkembangan zaman serta mampu merekam ilmu pengetahuan dan teknologi global, tetapi di pihak lain kita telah melunturkan identitas dan citra diri itu dengan lebih banyak mengapresiasi bahasa asing sebagai lambang kemodernan. Atas dasar itu, tidak heran jika para remaja masa kini lebih cenderung menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul sebagai bagian dari hidupnya jika mereka tidak ingin disebut ketinggalan zaman.
Interaksi global dalam berbagai bidang dewasa ini tidak bisa dihindari. Akibatnya proses transaksi nilai-nilai global dengan sendirinya juga akan terjadi. Pentingnya kesadaran dari diri kita sendiri terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sepanjang kita berada di wilayah negara Indonesia, merupakan suatu keniscayaan untuk tetap mempergunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah. Hal ini juga mempertegas kecintaan kita terhadap bahasa kita sendiri agar identitas bangsa kita lebih dihargai dalam skala internasional. Sehingga tidak menutup kemungkinan, bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa Internasional di masa mendatang. Bahasa dan kita lah penentunya.

Minat masyarakat Indonesia untuk belajar bahasa Inggris terus meningkat. Bahasa Inggris masih dipandang sebagai salah satu keterampilan yang harus dimiliki demi memiliki daya saing di dunia sekolah, kampus, dan juga di dunia karier.

Manajer Pemasaran Wall Street Indonesia, Grace Chandra, mengatakan kesadaran akan pentingnya bahasa Inggris mendorong peningkatan minat masyarakat untuk mendatangi tempat-tempat kursus bahasa Inggris.

"Kemampuan berbahasa Inggris itu kan penting bagi daya saing seseorang ya. Dengan kemampuan berbahasa Inggris yang baik, daya saing baik, gunanya kan untuk negara kita juga," tuturnya di sela pembukaan cabang baru Wall Street Indonesia di Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (4/9/2012).

Indikasinya, ungkap Grace, adalah keputusan Wall Street untuk membuka cabang ke-5 ini di Jakarta, setelah cabang di Ratu Plaza Senayan, La Piazza Kelapa Gading, Pondok Indah Mall, dan Central Park Grogol Petamburan. Sejak tahun 2007, Grace mengatakan, Wall Street sudah memiliki 20.000 siswa yang belajar bahasa Inggris dengan metode khusus.

Dari total siswa ini, sekitar 40 persennya adalah kalangan pekerja, 35 persen siswa dan mahasiswa. Sisanya adalah kalangan ibu rumah tangga atau para pencari kerja yang baru lulus.

"Jadi ketika kita buka centre baru, itu menunjukkan memang ada tuntutan yang lebih dari masyarakat untuk bisa memperdalam bahasa Inggris," tuturnya.

Presiden Direktur Wall Street Indonesia, Angsuman Rakshit mengatakan bahwa ada 59 juta siswa di Indonesia yang berkaitan dengan bahasa Inggris dalam kehidupannya sehari-hari. Lima tahun ke depan, Wall Street melirik daerah untuk memperluas tempat kursusnya dan menetapkan target bisa menarik minat 50.000 orang untuk belajar bahasa Inggris.

"Penting bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki kepercayaan diri dalam berbahasa Inggris," tuturnya.

Sumber : Kompas
Efek Blog